Bangli Butuh Pasar Induk Pertanian

Kamis, 01 Oktober 2020 15:44 WIB

Penulis:Bambang Susilo

BANGLI – Pertanian menjadi salah satu sektor andalan ekonomi Kabupaten Bangli. Namun, saat ini sektor tersebut tampak belum mendapat perhatian yang memadai, terutama dalam bidang pasca panen.

Terkait dengan hal tersebut, tokoh masyarakat Bangli, I Ketut Mardjana, Ph.D., di Bangli belum lama ini mendorong pemerintah dapat memberikan perhatian yang prima terhadap sektor pertanian, khususnya dalam bidang pasca panen. Menurutnya, keberadaan pasar induk pertanian di Bangli sudah menjadi barang wajib untuk mempersingkat rantai distribusi produk pertanian yang saat ini masih relatif panjang.

“Contohnya seperti di Kintamani saat ini. Hasil pertanian kami melimpah, ada sayur-mayur, bumbu-bumbuan, juga buah-buahan, namun harganya di tingkat petani masih sangat rendah. Bahkan, seperti situasi sekarang petani lebih memilih tak panen karena harga anjlok, biaya panen saja seakan tidak bisa di-cover oleh hasil penjualan. Ini salah satunya karena jalur distribusinya yang panjang, sehingga perlu rasanya dibangun pasar induk hasil tani seperti di Baturiti atau di Klungkung,” katanya.

Founder Toya Devasya ini menjelaskan, selama ini ia mengamati hasil pertanian Bangli masih harus dibawa ke pasar-pasar induk yang jaraknya cukup jauh dari wilayah Bangli, seperti ke Pasar Galiran, Klungkung dan Pasar Badung, Denpasar. Bentang jarak sedemikian rupa pada akhirnya tidak bisa dipungkiri turut berdampak pada harga.

“Kalau sudah ada pasar induk, saya kira kita dapat memutus rantai distribusi yang panjang itu, sehingga harga di tingkat petani juga terangkat,” imbuhnya.

Pada sisi lain, Mardjana yang juga Ketua Perhimputan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bangli melihat jika geliat pariwisata yang tengah sehat-sehatnya di Bangli, juga sebuah potensi yang baik untuk mengangkat derajat petani di Bnagli. Pelaku-pelaku pariwisata hendaknya dapat diarahkan untuk mengambil bahan-bahan kebutuhan dari petani lokal. Hanya saja, petani kemudian memang harus diberikan pembekalan yang memadai, sehingga kualitas produknya sejalan dan pantas dengan kebutuhan pasar.

“Pada momentum pilkada tahun ini, saya kira ini menjadi hal penting yang harus diperhatikan oleh kedua pasangan calon. Tidak perlu membuat program yang di awang-awang, tapi programnya harus pada sektor-sektor riil yang strategis untuk digarap,” tandas sosok yang sempat dielu-elukan dapat ikut berkontestasi pada Pilkada Bangli 2020, namun memilih ngayah untuk Pasemetonan Mahagotra Catur Sanak Bali Mula.