Bali Direncanakan Jadi Penyelenggaraan MSEAP 2021

Rabu, 18 November 2020 04:45 WIB

Penulis:Bambang Susilo

DENPASAR - Gelaran internasional Meeting of the Speakers of Eurasian Countries’ Parliaments (MSEAP) 2021 direncanakan digelar di Bali pada 2021 mendatang. Kegiatan yang diadakan oleh Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI dinyatakan akan diikuti oleh 100 negara di dunia.

Terhadap rencana tersebut, Gubernur Bali, Wayan Koster, menyatakan sangat menyambut baik rencana penyelenggaraan kegiatan itu. Gelaran tersebut diharapkan dapat mengembalikan kepercayaan masyarakat internasional terhadap pariwisata Bali hingga mempercepat pemulihan ekonomi Bali.

Ia mengatakan, penanganan Covid-19 di Bali yang sudah semakin membaik. Hanya saja, kondisi pariwisata Bali yang sekarang ditopang wisatawan domestik memang belum pulih dan tak sebaik daerah lain. “Tingkat hunian hotel baru sekitar 20 persen,” katanya kala menerima kunjungan Badan Kerjasama Antar Parlemen DPR RI di Gedung Wiswa Sabha Utama, Kantor Gubernur Bali, Denpasar, Selasa (17/11/2020).

Koster menginginkan agar pelaksanaan konferensi internasional tidak dilaksanakan terpusat di satu tempat, khusus seperti di Nusa Dua, melainkan dilaksankan di sejumlah destinasi wisata lain seperti Sanur dan Ubud. Tujuannya tidak lain agar dampak ekonominya bisa lebih dirasakan secara luas oleh masyarakat Bali.

Sementara itu, Ketua BKSAP DPR RI, Fadli Zon, mengatakan sampai saat ini Bali masih menjadi daya tarik yang sangat besar untuk menjadi tuan rumah konferensi internasional. Ia mengatakan, adapun Indonesia terpilih sebagai tuan rumah MSEAP kala pelaksanaan MSEAP ke-4 tahun 2019 di Kazakhstan.

“Bali memang sangat memanggil. Biasanya kalau ada konferensi di Bali lebih banyak yang datang,” katanya.

Seperti harapan semua orang, Fadli Zon berharap tahun depan pandemi Covid-19 telah berlalu, sehingga konferensi bisa digelar lebih cepat. Ia menjelaskan bahwa panitia akan mengundang 100 negara untuk hadir dalam konferensi internasional MSEAP yang akan diselenggarakan sekitar bulan September sampai November. “Lebih cepat lebih baik, tergantung situasi dan keadaan,” ucapnya sembari menyatakan konferensi internasional dapat menjadi salah satu momentum menyiarkan bahwa pariwisata Bali sudah terbuka, terjamin, aman, dan protokol kesehatannya sudah berstandar internasional.