Kamis, 24 Desember 2020 15:14 WIB
Penulis:E. Ariana

DENPASAR - Pandemi Covid-19 turut menurunkan jumlah donor darah mandiri di RSUP Sanglah Denpasar. Mengantisipasi kekurangan stok darah, Unit Transfusi Darah atau UTD RSUP Sanglah Denpasar kini mengambil jalan alternatif dengan memaksimalan donor potensial.
"Alternatif yang kami tempuh akibat turunnya jumlah donor mandiri adalah dengan mencari donor pengganti dari keluarga pasien. Ke depan, UTD akan berusaha memaksimalkan donor potensial dari karyawan rumah sakit. Ini sudah rutin kami lakukan," kata Kepala UTD RSUP Sanglah Denpasar, Dr. dr. Ni Kadek Mulyantari, Sp.PK(K), di Denpasar, Rabu (23/12/2020).
Ia mengakui selama pandemi Covid-19, stok darah di RSUP Sanglah memang sempat menurun drastis. Donor mandiri yang biasanya memenuhi 80 persen lebih kebutuhan darah rumah sakit nyaris tidak ada.
Kondisi tersebut pada akhirnya berpengaruh pada pelayanan pasien. "Waktu pelayanan jadi agak lama, dan alur layanan pun agak sedikit berbeda. Jika butuh darah, kami harus lakukan komunikasi dengan keluarga pasien, sehingga respons agak terlambat," jelasnya.
Dilanjutkan Mulyantari, penurunan stok darah selama pandemi Covid-19 juga sejalan dengan kebutuhan darah yang turut menurun. Hal ini lantaran banyak operasi yang kemudian ditunda jika kondisi tidak bersifat gawat-darurat.
"Dalam kondisi normal, kebutuhan darah RSUP Sanglah biasanya antara 2.500-2.600 kantong per bulan. Di awal pandemi kebutuhan sempat menurun hingga di bawah 2.000 kantung," katanya.
Namun, beberapa bulan belakangan ia menyatakan bahwa kebutuhan darah mulai beranjak naik ke seperti sebelum pandemi Covid-19. Tren inilah yang kemudian menuntut pihaknya mencari solusi alternatif agar tidak mengganggu pelayanan kepada pasien.
"Oleh karena itu, UTD RSUP Sanglah Denpaar akan berusaha memaksimalkan donor potensial. Itu dari karyawan, hingga mahasiswa. Kita juga akan lakukan lebih banyak donor darah door to door," pungkasnya.