menabung
Selasa, 23 Desember 2025 10:19 WIB
Penulis:Justina Nur Landhiani

JAKARTA — Resolusi yang dibuat di tahun baru setiap tahun bagi banyak orang mungkin salah satunya soal meningkatkan jumlah tabungan, atau lebih disiplin soal menabung.
Padahal, ketika kita membahas soal menabung, sering kali tantangan terbesarnya adalah soal pikiran atau mindset kita sendiri.
Menahan keinginan untuk belanja dan disiplin menyisihkan uang nyatanya bukanlah hal yang mudah.
BACA JUGA:
Akan tetapi, dengan membangun kebiasaan belanja yang lebih sehat, sebetulnya Anda bisa lebih mudah memperbesar jumlah tabungan, mengurangi belanja impulsif, dan semakin dekat dengan tujuan finansial.
Oleh karena itu, coba beberapa cara untuk mengubah mindset Anda tentang belanja dan menabung jadi lebih baik, dengan trik psikologis ini.
Banyak aplikasi dan situs belanja menawarkan opsi dengan menyimpan data kartu kredit, atau terhubung dengan rekening Anda, atau bahkan sudah ada top up dana.
Fitur-fitur tersebut memang sebetulnya terkesan memudahkan kita saat belanja, namun di sisi lain hal itu membuat kita semakin mudah dalam mengeluarkan uang serta melakukan transaksi secara cepat sebelum kita berpikir dengan matang.
Padahal, waktu tambahan untuk berpikir, misalnya dengan mengambil dompet, atau transfer ke rekening seseorang justru memberi Anda waktu jeda untuk berpikir ulang sebelum membeli.
Selain itu, menyimpan data pembayaran secara online juga meningkatkan risiko penipuan dan pencurian identitas jika terjadi kebocoran data.
Seperti yang dilansir dari Yahoo Finance, berbagai studi menunjukkan bahwa seseorang cenderung merasa ‘lebih ringan’ saat membayar dengan kartu kredit daripada uang tunai. Hal inilah yang membuat orang-orang lebih mudah mengeluarkan uang secara berlebihan.
Perasaan “sakit saat menyerahkan uang” tampaknya jadi berkurang, saat uangnya tidak terasa kita serahkan kepada penjual.
Oleh karena itu, coba “kelabui” pikiran Anda dengan mencoba rutin menggunakan uang tunai. Melihat uang benar-benar keluar dari dompet dapat membantu kita lebih sadar dan menahan diri dari belanja secara berlebihan.
Saat Anda ingin membeli sesuatu, nominal harganya mungkin akan selalu terasa masuk akal.
Akan tetapi, coba ubah cara berpikir Anda, berapa jam Anda harus bekerja untuk mendapat uang untuk membeli barang tersebut?
Misalnya, Anda masuk kerja dalam sebulan 22 hari, dan digaji Rp2.200.000. Itu artinya, dalam 1 hari (8 jam kerja), Anda mendapatkan pendapatan Rp100.000, di mana gaji Anda 1 jam adalah Rp12.500.
Jika Anda ingin membeli tas atau sepatu branded yang agak mahal, misalnya Rp1.250.000, itu artinya tas atau sepatu itu harganya setara dengan 100 jam kerja Anda. Apakah itu sepadan? Tentu tidak, apalagi jika di rumah sebnarnya Anda sudah punya banyak sepatu atau tas yang masih layak, dan masih ada kebutuhan lain yang harus dipenuhi.
Menabung secara otomatis artinya sebagian penghasilan Anda akan langsung dipindahkan ke rekening tabungan atau investasi tanpa melibatkan upaya Anda secara manual.
Contohnya, gaji langsung dibagi ke rekening tabungan, dana darurat, atau pensiun, atau dengan transfer otomatis bulanan dari rekening utama ke tabungan.
Cara ini membantu Anda untuk melawan present bias, atau kencenderungan untuk memilih kesenangan yang bisa didapatkan sekarang daripada mendapat manfaat di masa depan.
Memberi waktu jeda sebelum membeli barang yang tidak terlalu penting dapat membantu mengurangi kebiasaan belanja impulsif.
Salah satu caranya adalah dengan menerapkan aturan menabung 30 hari. Saat Anda tergoda membeli barang yang non-esensal terhadap kehidupan Anda sehari-hari, coba tunggu 30 hari sebelum membelinya.
Dalam periode waktu tunggu ini, Anda bisa menilai dampaknya terhadap keuangan Anda, mencoba mencari alternatif yang lebih murah, atau bahkan menyadari bahwa Anda sebenarnya tidak benar-benar membutuhkannya.
Itu tadi beberapa cara menerapkan trik psikologis agar Anda bisa lebih hemat, tabungan semakin meningkat, dan tujuan keuangan semakin dekat!