Feature
3 Rekomendasi Bisnis Digital Modal Kecil dengan Potensi Cuan 10–100 Juta/Bulan versi Raymond Chin
JAKARTA – Ekonomi digital di Indonesia tengah berkembang pesat, membuka peluang besar bagi siapa pun yang ingin mengambil bagian. Raymond Chin, mantan CEO Ternak Uang sekaligus kreator konten finansial, membagikan tiga ide bisnis digital yang bisa dimulai dengan modal kecil, tetapi berpotensi menghasilkan puluhan hingga ratusan juta rupiah per bulan.
Dalam kanal YouTube pribadinya, Raymond menekankan bahwa istilah “tanpa modal” sering keliru dipahami. Ia menegaskan, setiap usaha tetap butuh modal, entah itu berupa waktu, tenaga, maupun konsistensi. “Setidaknya kalian harus punya HP dan usaha,” jelasnya dalam video yang tayang pada Jumat, 15 Agustus 2025.
Raymond juga mengaitkan topik ini dengan gambaran yang lebih luas. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), nilai ekonomi digital Indonesia diproyeksikan mencapai Rp4.500 triliun pada 2030. Sementara itu, World Economic Forum memperkirakan AI akan menggantikan 92 juta pekerjaan sekaligus menciptakan 100 juta peluang kerja baru pada 2025.
Teknologi, khususnya AI, telah menurunkan barrier of entry di banyak pekerjaan digital. Misalnya, membuat website yang dulu memerlukan kemampuan coding selama berbulan-bulan, kini bisa dilakukan hanya dengan prompt tanpa menulis satu baris kode pun. Artinya, peluang di ranah digital semakin terbuka bagi siapa saja yang mau belajar.
- Studi Harvard: Cara Ajarkan Anak Berbisnis Sejak Dini
- Korea Selatan Kini Tegas Larang Penggunaan Ponsel di Semua Ruang Kelas
- Mahasiswa Indonesia Jaring Inovasi Energi di Kompetisi Pertamina
1. Clipper Affiliate: Ubah Konten Panjang Jadi Uang
Ide pertama yang menurut Raymond bisa dikerjakan hampir semua orang adalah menjadi clipper affiliate. Konsepnya sederhana: memotong konten panjang seperti podcast atau video YouTube menjadi klip berdurasi 30–60 detik, lalu mengunggahnya di media sosial.
Konten yang viral dapat menarik trafik besar dan menghasilkan penjualan melalui link affiliate. Raymond menyebut, di beberapa brand, lebih dari 50% pendapatan affiliate berasal dari clipper. Top clipper bahkan bisa mengantongi Rp50–100 juta per bulan.
Langkah awal yang disarankan Raymond:
- Punya HP dan aplikasi editing sederhana seperti CapCut atau VN
- Gunakan tools AI seperti Opus Clip atau Descript untuk auto-clip dan subtitle
- Fokus pada satu niche (finansial, kesehatan, motivasi, teknologi, dll.)
- Cari produk dengan komisi affiliate tinggi
- Unggah konten secara konsisten, minimal satu per hari per akun
Menurut Raymond, bisnis ini low effort dan low barrier, cocok sebagai pintu masuk ke dunia bisnis digital. Bonusnya, kamu akan terlatih membaca tren dan memahami konten mana yang berpotensi viral.
2. UGC Agency: Konten Otentik yang Dicari Brand
Setelah memahami ritme konten dari menjadi clipper, Raymond merekomendasikan naik level ke UGC Agency atau User Generated Content Agency. Berbeda dari clipper yang mengolah konten orang lain, UGC melibatkan pembuatan konten sendiri yang terlihat natural dan otentik.
Data mendukung tren ini: 78% anak muda lebih percaya pada UGC dibanding iklan konvensional, dan efektivitas iklan dengan UGC bisa menghemat hingga 50% budget marketing sambil meningkatkan hasil 3 kali lipat.
Potensi pasarnya besar — diproyeksikan mencapai lebih dari Rp4 triliun pada 2031. Namun, untuk sukses di bidang ini, Raymond menekankan pentingnya branding profesional, termasuk memiliki website dan portfolio.
Kunci sukses UGC Agency:
- Bangun brand identity
- Punya website profesional (misalnya menggunakan Hostinger AI Website Builder)
- Lakukan client outreach via media sosial atau email
- Fokus pada brand yang punya budget iklan besar
- Rekrut tim saat mulai mendapat banyak proyek
Baca Juga: Fenomena Flexing Influencer, Jadi Indikasi Baru Pencucian Uang?
3. Remote AI Work: Menjual Skill ke Pasar Global
Ide ketiga yang dibagikan Raymond adalah remote AI work, yaitu menawarkan jasa berbasis skill yang dipadukan dengan tools AI, dan menargetkan klien internasional.
Menurut riset Upwork 2024, 78% klien enterprise lebih memilih freelancer yang memahami AI dibanding agensi mahal yang tidak memanfaatkan AI. Keunggulannya, pasar global belum jenuh, dan branding AI masih menjadi nilai jual yang “keren” di mata klien.
Bidangnya beragam, mulai dari copywriting, desain, terjemahan, video editing, hingga akuntansi. Dengan memanfaatkan AI seperti Otter AI (transkrip otomatis), Canva Magic Design (desain instan), Jasper AI (copywriting), atau DeepL (terjemahan), produktivitas bisa meningkat drastis.
Langkah memulai remote AI work:
- Tentukan skill utama yang akan dijual
- Kuasai tools AI relevan
- Buat sistem kerja efisien (misalnya via Notion)
- Bangun portfolio dan mulai outreach klien luar negeri
Proaktif = Peluang Lebih Besar
Raymond menutup pemaparannya dengan pesan penting: setiap perubahan besar dalam industri menciptakan kesenjangan informasi (asymmetric information). Mereka yang cepat belajar dan memanfaatkan perubahan akan memetik peluang paling besar.
- Misteri Target Harga BBCA: Kenapa Dipangkas di Tengah Kinerja Solid?
- Mal Obral Diskon Siasati Fenomena Rohana-Rojali, Efektifkah?
- Badai Jangka Pendek MSCI Vs Visi Transformasi Hijau di Saham ADRO
“Bahkan freelancer bisa mengalahkan agensi besar yang sudah puluhan tahun beroperasi, kalau mereka lebih paham teknologi dan tren terbaru,” tegasnya.
Di era AI dan ekonomi digital yang berkembang pesat, ide-ide seperti clipper affiliate, UGC agency, dan remote AI work bisa menjadi jalan menuju penghasilan signifikan. Semua kembali pada seberapa proaktif kamu mempelajari dan mengeksekusi peluang yang ada.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.id oleh Idham Nur Indrajaya pada 16 Aug 2025
